Jumat, 08 Februari 2013

BAGIAN VIII - ORANG YANG MALANG



Pemikiran Mutiara

Dimalam kegelapan rohani, kemulian Allah bersinar melalui jemaatNya dalam mengangkat kepala yang tertunduk dan menghibur yang berduka. Disekeliling kita terdengar tangisan kesusahan dunia. Di setiap tempat ada yang berduka sedang menangis, adalah tugas kita untuk menolong membebaskan dan melunakkan dan menghaluskan kesukaran dan kesengsaraan hidup. Hanya Kasih Kristus yang dapat memuaskan kebutuhan jiwa. Jikalau Kristus tinggal dalam kita, hati kita akan penuh dengan rasa simpati. Sumber kasih Kristus yang sungguh-sungguh yang tadinya tertutup akan terbuka. PP,718,719.

PASAL DUAPULUH LIMA

“Karena aku menyelamatkan orang sengsara yang berteriak minta tolong, juga anak piatu yang tak ada penolongnya; aku mendapat ucapan berkat dari orang yang nyaris binasa, dan hati seorang janda kubuat bersukaria; aku berpakaian kebenaran dan keadilan menutupi aku seperti jubah dan serban; aku menjadi mata bagi orang buta, dan kaki bagi orang orang lumpuh; aku menjadi Bapa bagi orang miskin, dan perkara orang yang tidak kukenal kuselidiki.” Ayub: 29:12-16.

KEWAJIBAN KITA TERHADAP ORANG YANG MALANG.

Rasa Kasihan Terhadap yang Buta, Lumpuh, Menderita.
Mereka yang berbelas kasihan terhadap orang yang malang, yang buta, yang lumpuh, yang tertindas, janda-janda, yatim-piatu, yang berkekurangan, Kristus mewakili para penurut hukum  yang akan mewarisi hidup kekal.  3 T 512.

Rasa Simpati Yang Beku.
Memandang usaha sorga untuk menyelamatkan yang hilang, bagaimana mereka yang mewarisi kekayaan kemurahan Kristus menarik perhatian dan rasa simpati dari sesama manusia? Bagaimana mereka memanjakan pangkat atau kasta dan menganggap sepele orang malang dan yang miskin?

Ya, itu terlalu benar bahwa kesombongan pangkat dan tekanan orang miskin yang merajalela di dunia ini, ada juga diantara yang mengaku pengikut Kristus. Dengan banyak orang, rasa simpati yang harus dituangkan sepenuhnya kepada umat manusia nampaknya sudah beku. Orang mengambil untuk diri sendiri hadiah yang telah dipercayakan kepada mereka yang seharusnya memberkati orang lain. Orang kaya menggilas wajah orang miskin dan menggunakan sarana yang diperoleh untuk memanjakan kesombongan dan pameran kasih bahkan didalam rumah Allah. Bukanlah karena Tuhan telah menyatakan kasihNya kepada orang miskin dan yang hina,  yang  patah  hati,  dunia  ini  menjadi  satu  tempat  yang  sedih bagi orang miskin. RH,June 20,1893
           
Biarlah Keadaan Saudara Yang Malang Itu Menjadi Keadaan Kita Sendiri.
Bilamana seorang sedang bergumul dengan usaha yang jujur untuk mempertahankan diri dan keluarganya, namun dia tidak sanggup melakukan, sehingga mereka menderita untuk makanan keadaanya dan pakaian, Tuhan tidak akan  menjatuhkan hukuman bersalah kepada saudara-saudara yang melayani jikalau mereka melihatnya dengan kelalaian atau menentukan keadaan bagi saudara ini yang kebetulan tidak dapat memenuhinya. Kita yang menentukan sendiri keadaan saudara kita yang malang ini.

Kalau ada sikap tak peduli di pihak mereka yang mengaku pengikut Kristus, satu kegagalan mencukupkan kebutuhan seorang saudara atau saudari yang menanggung kuk kemiskinan dan penindasan, itu dicatat dalam buku sorga sebagaimana ditunjukkan kepada Kristus dalam pribadi orang kudus milikNya. Oh, betapa teliti perhitungan yang Tuhan berikan kepada banyak, sangat banyak, yang memperkenalkan Firman Kristus kepada orang lain tetapi gagal menyatakan rasa simpati yang lembut dan penghargaan kepada seorang saudara seiman yang kurang beruntung dan kurang berhasil ketimbang mereka sendiri…

Jikalau anda mengetahui keadaan saudara ini dan tidak berusaha dengan sungguh-sungguh untuk membebaskannya, dan mengubah penindasan terhadap dia menjadi kebebasan, Anda tidak melakukan pekerjaan Kristus, dan bersalah di hadapan Allah. Saya menuliskannya dengan jelas karena dari terang yang diberikan Allah kepada saya ada sejenis pekerjaan yang diabaikan.

Boleh saja diberikan perhatian besar kepada bisnis memberi makan golongan yang bersedih yang ada dalam kemiskinan. Saya tidak menentang semuanya ini, tetapi itu menjadi satu kegiatan yang salah kaprah jikalau kita melewatkan kasus ini yang menjadi rumah tanggga iman dan biarlah mereka berseru dalam kesedihan datang kepada Allah karena penderitaan yang kita dapat redakan, dan dalam melakukan hal itu mewakili Yesus Kristus dalam rasa simpati dan kasih. Tuhan bertentangan dengan kita karena pengabaian ini. Dia tak dapat mengatakan kepada laki-laki dan perempuan manapun, “Sabarlah,” kecuali mereka sudah lakukan dengan baik dalam memperkenalkan sifat Kristus----- Kebaikan, belas kasihan dan kasih— kepada sesama manusia.   Manuscript  34, 1894.

Sediakan Tempat Tinggal Bagi Gelandangan.
Beberapa tahun lalu kepada saya ditujukkan bahwa umat Allah akan diuji dalam hal ini yaitu menyediakan tempat tinggal bagi kaum gelandangan; bahwa akan banyak orang yang tidak mempunyai tempat tinggal akibat dari mempercayai kebenaran. Pertentangan dan penganiayaan akan menyusahkan orang percaya di rumah mereka, dan adalah kewajiban dari mereka yang mempunyai rumah untuk membuka pintu selebar-lebarnya bagi mereka yang tak mempunyai tempat tinggal. Kepada saya telah ditunjukkan baru-baru ini bahwa Allah akan menguji yang mengaku umatNya sehubungan dengan masalah ini.

Demi kita, Yesus menderita kemiskinan agar melalui kemiskinanNya kita menjadi kaya. Dia membuat satu pengorbanan agar Dia menyediakan satu rumah bagi para musafir dan orang asing dalam dunia yang sedang mencari negeri baru, bahkan yang sorgawi, akankah mereka yang tunduk kepada kemurahanNya, yang berharap jadi pewaris kebafaan, menolak, atau merasa enggan, membagikan rumah mereka dengan yang tidak mempunyai rumah dan yang berkekurangan? Akankah kita, yang jadi murid-murid Yesus, menolak orang asing memasuki pintu kita karena mereka tidak bisa berkenalan dengan penghuni rumah?

Peganglah perintah rasul yang tak dipaksakan sekarang ini: “jangan kamu lupa memberi tumpangan kepada orang, sebab dengan berbuat demikian beberapa orang dengan tidak diketahuinya telah menjamu malaikat-malaikat.”  Ibarani 12:2….

Bapa kita di sorga meletakkan berkat terselubung di jalan kita, tetapi sebagian orang tidak menjamahnya karena takut itu akan mengganggu kebahagiaan mereka. Para malaikat sedang memperhatikan apakah kita mengambil kesempatan dalam jangkauan kita melakukan kebaikan—sedang menunggu apakah kita memberkati orang lain, agar sebaliknya mereka memberkati kita….

Saya telah mendengar banyak orang yang memaafkan diri tidak mengundang orang-orang saleh milik Allah kedalam rumah dan hati mereka. “Mengapa, saya tidak bersedia, tak ada yang mau dimasak; mereka harus pergi ke tempat lain.” Dan di tempat itu mungkin ada maaf lain yang diciptakan agar tidak menerima mereka yang memerlukan keramah-tamahan, dan perasaan tamu pengunjung itu sangat sedih, dan mereka pergi dengan kesan yang tidak menyenangkan tentang keramah-tamahan mereka yang mengaku saudara dan saudari. Saudariku, kalau engkau tidak mempunyai roti, tirulah kasus yang dikemukakan dalam Alkitab. Pergilah kepada tetangga dan katakan: “ Sahabat, pinjamkan saya tiga ketul roti; karena sahabat saya dalam perjalanannya datang padaku, dan saya tak punya apa-apa untuk disajikan di hadapannya.” Kita tidak pernah mempunyai satu contoh kekurangan roti pernah dibuat menjadi satu maaf untuk menolak permintaan si pemohon. Ketika Elia datang menemui janda di Sarepta,  dia membagikan potongan rotinya kepada nabi Allah, dan dia membuat satu mujizat yang menyebabkan bahwa dalam tindakan menyediakan tempat tinggal untuk hambaNya, membagi potongan roti dengan dia, dia sendiri dipertahankan, dan hidupnya bersama anaknya dijamin. Dengan demikian, itu membuktikan dalam banyak kasus, jikalau mereka melakukan ini dengan hati gembira, demi kemuliaan Allah. 2  T. 27-29.

Tubuh Jemaat Bertanggungjawab Atas Kelalaian Anggotanya.
Gereja bertanggungjawab selaku satu tubuh atas kesalahan anggota-anggotanya. Apabila dibiarkan roh yang mementingkan diri sendiri dan tidak menaruh rasa simpati bercokol dalam diri anggotanya terhadap yang malang, janda, anak yatim-piatu, yang buta, yang lumpuh, dan mereka yang sakit dalam tubuh dan pikiran. Dia akan menyembunyikan wajahNya dari umatNya sampai mereka melakukan kewajiban dan memisahkan yang salah dari antara mereka. Jika ada yang mengaku nama Kristus sampai sekian jauh salah menggambarkan Juruselamat mereka seperti tidak peduli akan kewajiban terhadap yang menderita, atau jika mereka dengan cara bagaimana saja mencari keuntungan diri sendiri yang menyakiti hati yang berkemalangan, dengan demikian merampas sarana dari mereka, Tuhan memegang jemaat bertanggungjawab atas dosa anggotanya sampai mereka melakukan semua yang dapat dilakukan untuk mengobati kejahatan yang timbul. Dia tidak akan mendengar doa umatNya  sementara anak yatim-piatu, yang tidak punya bapa, yang lumpuh, yang buta, dan yang sakit yang diabaikan diantara mereka.    3  T,  517. 

Sorga Menyimpan Catatan yang Tepat.
Kristus menghargai setiap tindakan belas-kasihan, kedermawanan dan perhatian yang mendalam bagi yang malang, yang buta, yang lumpuh, yang sakit, janda dan anak yatim-piatu sebagaimana dilakukan kepada diriNya sendiri; dan pekerjaan ini disimpan dalam buku catatan di sorga dan akan diberi imbalan. Dengan kata lain, satu catatan akan ditulis dalam buku menentang mereka yang menyatakan pengabaian imam dan orang Lewi terhadap yang malang, dan mereka yang mengambil kesempatan keuntungan dari kemalangan orang lain. 3 T 512, 513 .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar